Indonesia Berminat? Airbus Sanggup Sediakan A400M dalam 2 Tahun

ANGKASAREVIEW.COM – Tak perlu menunggu waktu lama, Airbus sanggup menyediakan pesawat angkut militer A400M dalam waktu 24 bulan alias dua tahun sejak kontrak pembelian ditandatangani. Dengan waktu penyediaan yang lebih cepat, kebutuhan akan pesawat angkut multifungsi berkapasitas besar dan termodern di kelasnya ini pun dapat segera terealisasi.

Keandalan A400M telah terbukti dalam mendukung misi operasi militer perang (OMP) maupun operasi militer selain perang (OMSP) di berbagai negara. Misi kemanusiaan dalam rangka penanggulangan bencana alam adalah salah satunya. Seperti yang baru berlau dilakukan oleh Inggris, Perancis, dan Malaysia ketika mengerahkan A400M guna mendukung penanggulangan bencana gempa besar di Lombok dan Palu.

Dibanding pesawat kompetitornya, A400M dapat terbang dua kali lebih jauh dan menampung beban dua kali lebih banyak. Kapabilitas lain yang mengagumkan dari pesawat ini, adalah kemampuannya mendarat di landasan pendek tidak beraspal sambil membawa muatan berat.

Ditinjau dari dimensinya, badan A400M dengan lebar 5,64 meter dari sisi ke sisi, setara dengan badan pesawat A330/A340. Sementara bagian dalam kabin dengan lebar 4 m, tinggi 4 m, dan panjang hampir 18 meter memungkinkan pesawat ini membawa muatan dalam ukuran besar dan jumlah yang banyak. Bahkan, eskavator pun bisa masuk untuk diangkut dalam perutnya. A400M juga dapat membawa truk semi-trailer seberat 25 ton dengan peti kemas berukuran 6 meter.

A400M juga dapat digunakan untuk membawa helikopter NH90 atau CH-47 Chinook atau mengangkut dua kendaraan tempur infanteri (ICV) Stryker yang masing-masing berbobot 17 ton.

A400MRoni Sontani

Pihak Airbus mengatakan, A400M dirancang untuk menjawab berbagai kebutuhan angkatan udara guna menjalankan tiga tugas berbeda. Yaitu, misi taktis jarak pendek, misi strategis jarak jauh, dan misi sebagai pesawat tanker. Total muatan yang dapat diangkut pesawat ini mencapai 37 ton. Ini bermakna, A400M memiliki kapasitas di atas C-130 dan di bawah C-17 atau Il-76.

Sebagai pesawat baru berteknologi fly-by-wire, A400M mampu terbang hingga 4.700 mil laut (8.700 km) dengan ketinggian jelajah hingga 37.000 kaki dan kecepatan hingga 0,72 Mach. Kapabilitas ini jelas setara dengan pesawat angkut bermesin jet. A400M ditenagai empat mesin counter-rotating turbofan Europrop International (EPI) TP 400.

Dengan kendali fy-by-wire dan cakupan flight envelope yang leluasa dalam hal kecepatan dan ketinggian terbang, menjadikan A400M sebagai pesawat yang dapat terbang secara optimal hanya dengan gerakan-gerakan yang sederhana pada tuas kendali. Dengan begitu, beban kerja pilot pun menjadi lebih ringan.

Performa terbangnya yang unggul plus kapasitas angkut muatan yang besar, menjadikan juga A400M sangat ideal digunakan sebagai pesawat tanker bagi pesawat jet tempur, helikopter, maupun pesawat angkut lainnya. Pengisian bahan bakar di udara dilakukan menggunakan dua pod yang terletak di bawah sayap atau melalui unit pengisian yang terletak di garis tengah badan pesawat.

A400MRoni Sontani

“A400M maupun A330 MRTT yang kami buat, menjawab tantangan kebutuhan angkatan udara di dunia akan kebutuhan pesawat tanker guna mendukung pesawat-pesawat mereka yang banyak,” ujar Johan Pelissier, Kepala Airbus Defence & Space Asia Tenggara dalam media briefing yang diikuti Angkasa Review di pameran pertahanan Indo Defence di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (8/11/2018).

Pelissier mencontohkan, dua dari empat pesawat yang dimiliki oleh Angkatan Udara Malaysia (RMAF) telah dilengkapi dengan kemampuan pengisian bahan bakar di udara tersebut. Dan, salah satu jenis pesawat yang dapat melakukan air refueling dengan pesawat ini adalah jet tempur Sukhoi.

Ditinjau dari sejarah kelahiran pembuatannya, A400M yang digagas oleh tujuh negara Eropa yang tergabung dalam OCCAR (Belgia, Perancis, Jerman, Luksemburg, Spanyol, Turki, dan Inggris) pantas untuk dikatakan bila pesawat ini tercipta melalui sebuah perumusan desain yang sangat ketat.

A400M diluncurkan pada 2003 dan hanya berselang dua tahun kemudian, 2005, Malaysia turut bergabung sebagai negara peminat. Kini RMAF menjadi negara pertama di Asia pengguna A400M dengan mengoperasikan empat unit pesawat ini.

A400MRon

Setelah itu, A400M melaksanakan penerbangan perdana pada 11 Desember 2009. Pada 1 Agustus 2013, Angkatan Udara Perancis menjadi negara pertama yang menerima pengiriman A400M dari sarang produksinya, Airbus Defence and Space, di Sevilla, Spanyol.

Pertanyaannya kemudian, berapa lama Airbus sanggup menyediakan pesawat ini dihitung dari sejak kontrak pembelian ditandatangani? “Kami butuh waktu 24 bulan hingga A400M diserahkan kepada pembeli,” jelas Plessier.

Sementara untuk MRTT, lanjutnya, karena basis pesawat ini menggunakan pesawat komersial A330, maka Airbus Defence and Space butuh waktu 12-14 bulan untuk memodifikasi pesawat tersebut sehingga menjadi A330 MRTT. “Untuk produksi A330-nya sendiri menyesuaikan dengan jadwal produksi di pabrik Airbus,” pungkasnya.

Roni Sontani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *