Saat Raptor Bertemu Bear, Sesungguhnya Menciptakan Foto yang Indah

F-22 dan Tu-95NORAD

AIRSPACE REVIEW (angkasareview.com) – Aksi saling cegat di udara antara kekuatan Barat dan Timur semakin sering terjadi dan sesungguhnya tidak menimbulkan gesekan berarti. Masing-masing kekuatan, tampaknya hanya ingin saling memberi pesan bahwa “kami ada, kami siaga, dan kami siap bertindak”.

Dalam setiap minggu, Rusia melaporkan tiga hingga belasan pesawat asing mencoba mengintai dan mendekati wilayah udara mereka. Rusia pun kerap memerintahkan armada Su-27 mereka untuk mencegat, membayang-bayangi, menghalau, dan bahkan mengusir pesawat asing bila masuk/mendekati ke wilayah udara mereka.

Demikian juga dengan kekuatan NATO maupun Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara (NORAD). Sudah menjadi hal rutin bila armada udara mereka pun kerap mencegat kehadiran armada pembom strategis Rusia yang seringkali terbang ‘bermain-main’ mendekati wilayah udara negara-negara Barat.

Seperti yang terjadi pada 20 Mei lalu, ketika empat jet tempur dominasi udara F-22 Raptor milik Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) dengan didukung pesawat peringatan dini E-3 Senty diperintahkan mencegat kehadiran empat pembom strategis Tu-95 Bear. Kawanan Bear terbang dikawal oleh dua jet tempur Su-35 dalam dua kelompok. Mereka terbang di wilayah udara internasional di atas lepas pantai Alaska yang berada dalam pengawasan NORAD.

Disebutkan dalam keterangan yang dikeluarkan NORAD, Tu-95 kemudian memasuki Zona Identifikasi Pertahanan Udara Alaska (Alaska ADIZ). Dua Tu-95 segera dicegat oleh dua F-22. Sementara dua Tu-95 yang lain yang dikawal oleh sepasang Su-35 juga diintersep oleh dua F-22 yang lain. Tindakan intersepsi ini dipantau dan dikendalikan dari E-3 Sentry.

Panglima NORAD Jenderal Terrence O’Shaughnessy menyatakan, tindakan intersepsi oleh F-22 Raptor merupakan tindakan menghalau ancaman yang datang dari luar di mana ancaman tersebut dapat membahayakan warga negara maupun infrastruktur negara. Pencegatan dilakukan dengan tahapan deteksi, penjejakan, intersepsi, dan identifikasi.

“Kami siaga 24 jam sehari, tujuh hari dalam seminggu, 365 hari dalam setahun,” ia menegaskan.

Untuk diketahui, ADIZ Alaska membentang 200 mil (320 km) dari garis pantai negara.

Istimewa NORAD

Sementara itu, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia tidak membantah bila empat pembom Tu-95 mereka memang diperintahkan untuk melakukan patroli rutin. Mereka, sebut Kemenhan Rusia, terbang di wilayah perairan netral di Laut Chukotka, Laut Bering, dan Laut Okhotsk hingga ke Pantai Barat Alaska dan wilayah utara Kepulauan Aleutian.

Kemenhan Rusia menjelaskan, pada sebagian tahapan penerbangan itulah, Tu-95 mendapat pengawalan khusus dari F-22 USAF. Disebutkan, total lama penerbangan yang dilaksanakan oleh kawanan Tu-95 kala itu adalah lebih dari 12 jam.

Bila disimak, memang tidak ada hal-hal khusus yang terjadi dalam ‘peristiwa rutin’ itu. Kecuali foto-foto yang indah manakala dua kekuatan, blok Barat dan Timur bertemu di udara. Dua kekuatan sering bertemu di udara dan mereka sebatas saling mencegat. Setelah itu masing-masing kembali ke markasnya.

Intersepsi F-22 terhadap Tu-95, bukan pertama kali terjadi. Lima tahun yang lalu peristiwa yang persis serupa ini pernah terjadi. Bahkan, pada Mei tahun lalu pun, F-22 juga mengintersep Tu-95 di Lepas Pantai, Alaska.

Sampai berjumpa di acara ‘silaturahim’ berikutnya, antara F-22 dan Tu-95 di tempat yang sama.

Roni Sontani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *