Bripda Ega Pesik, Gadis Belia Penjinak Bom Pasukan Gegana

penjinak bomJR Nugrono

ANGKASAREVIEW.COM – Lantaran dapat merenggut nyawa sang operator kala bertugas, petugas operator lapangan di Satuan Penjinak Bom (Sat Jibom) Pasukan Gegana Korps Brimob Polri dilabeli ‘One Man One Bomb’. Meski begitu, gadis belia berusia 20 tahun ini justru merasa tertarik dan tertantang untuk menggeluti profesi ini.

Walaupun sudah hampir sebelas tahun, namun pesan almarhum ayahanda Bripda Caesaria Omega Putri Pesik selalu tertulis dengan tegas dan terang di benaknya. Walaupun ia saat itu masih duduk di bangku kelas III Sekolah Dasar (SD), namun pesan itulah yang menjadi triger bagi Ega, panggilan akrabnya, untuk berkarir di Kepolisian seperti sang ayah.

“Ega, kalau kamu mau jadi Polisi, jangan jadi Polisi yang biasa-biasa saja, harus lebih dari ayah,” demikian bunyi pesan tersebut yang Ega ucapkan kepada Tim Redaksi Angkasa Review, Rabu (4/4/2018).

Kala itu Sobat AR, ayah Ega adalah seorang personel Provost di Polda Sulawesi Utara. Banyak orang bilang bahwa Provost merupakan ‘Polisinya Polisi’. Ega pun bertekad minimal dirinya harus menjadi seorang Provost di Polda.

Dengan berusaha sekuat tenaga, Ega pun berhasil lulus dalam seleksi penerimaan siswi Sekolah Polisi Wanita (Sepolwan).

Semasa pendidikan di Sepolwan, sesekali ia mencoba untuk mengetahui profil Polri lebih jauh. Lalu ia mendapati profil Korps Brigade Mobile (Korbrimob) Polri yang menurutnya luar biasa dan Ia pun kemudian terobsesi untuk bisa bergabung.

Baca Juga:

Bintara Ini Satu-satunya Polwan Penunggang Helikopter di Kepolisian Udara

Serda Afriya Lubis, Kowad Penerjun Angkatan Pertama di Kostrad

Saat menjalani pendidikan di Sepolwan, seluruh siswi diberikan tawaran untuk berkiprah di Korbrimob Polri. Tak memerlukan banyak waktu, Ega pun segera mengacungkan jari untuk menerima tawaran emas itu.

“Ada tawaran masuk Brimob, terus saya langsung mengacung tangan, dan langsung pada bingung,” ujar Ega. Seraya mengatakan, Suara-suara sumbang berbunyi ‘Ada saja ya perempuan yang mau masuk Brimob zaman sekarang’.

Ega mengungkapkan, awalnya ia masuk Polisi untuk menjadi seorang personel Brimob, karena pada umumnya Polwan sedikit yang bergabung di korps ini, Sobat AR.

“Kalau untuk eksplosif itu saya kenal pas masuk Korbrimob. Saya bisa sampai ke Sat Jibom karena saya mau, saya penasaran sama Sat Jibom karena saya merasa tertantang untuk mempelajari lebih dalam tentang Jibom,” paparnya.

Polwan leting (Belanda: lichting, Inggris: Class)-nya yang masuk Korbrimob ada Korbrimob ada 20 orang, sementara di Pas Gegana ada enam orang, sedangkan di Sat Jibom hanya ia seorang. Kurang lebih, saat ini ia baru setahun berdinas di Sat Jibom Pas Gegana Korbrimob Polri.

Di lingkungan keluarga, hanya kakek, ayah dan dirinya yang berkiprah menjadi seorang personel Polisi. Kakak pertamanya lebih memilih menjadi seorang guru sementara kakak keduanya menggeluti dunia arsitektur.

Sobat AR, saat ini Ega juga sedang melanjutkan pendidikan formalnya. Di samping kesibukan sehari-hari sebagai seorang Bintara Administrasi Operasioanal Sat Jibom Pas Gegana, ia pun menyandang status sebagai seorang mahasiswi semester I Jurusan Sastra Inggris di kampus STBA Pertiwi, Cililitan, Jakarta Timur. (ERY)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *