Sembilan Bandara Baru Akan Resmi Dioperasikan Tahun Ini

perhubungan udaraIstimewa

ANGKASAREVIEW.COM – Sembilan pekerjaan bandara yang diinisiasi pembangunanya oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sejak 2014 lalu telah siap diresmikan pengoperasiannya tahun ini. Bandara-bandara tersebut tersebar dari wilayah barat hingga timur Indonesia dan sebagian besar terletak di daerah yang masih belum berkembang.

Sembilan bandara tersebut adalah Bandara Maratua –Kalimantan Timur; Bandara Morowali –Sulawesi Tengah; Bandara Letung –Anambas, Kepulauan Riau; Bandara Tebelian –Sintang, Kalimantan Barat; Bandara Radin Inten II –Lampung (terminal baru); Bandara Namniwel –Buru, Maluku; Bandara Werur – Papua Barat; Bandara Koroway Batu –Papua; dan Bandara APT. Pranoto –Samarinda, Kalimantan Timur.

Semua bandara baru tersebut mempunyai panjang landasan lebih dari 1.200 meter sehingga bisa didarati pesawat sejenis ATR 42 yang bermesin turboprop.

Baca Juga: Bangun Bandara Wiriadinata, Ditjen Hubud Siapkan Anggaran Rp 30 Miliar

Menurut Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso, semua pembangunan bandara tersebut menggunakan anggaran Ditjen Hubud dari APBN. Bandara-bandara tersebut akan dikelola oleh Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Ditjen Hubud.

Namun tak tutup kemungkinan ke depannya bandara-bandara itu akan dikerjasamakan dengan pihak lain yang mempunyai sertifikat Badan Usaha Bandar Udara (BUBU), baik dari BUMN maupun swasta sesuai yang syaratkan UU No. 1 tahun 2009.

Dengan dikerjasamakan pihak lain, bandara akan bisa lebih berkembang dan biaya pemeliharaan yang sebelumnya dari Pemerintah bisa dialihkan untuk pembiayaan pembangunan bandara di tempat lain.

“Bandara-bandara tersebut kami bangun dengan pertimbangan dapat memberikan dampak secara ekonomi, budaya dan pariwisata. Di antaranya untuk membuka akses transportasi yang  lebih cepat, membuka akses keterisoliran daerah, membuka gerbang ekonomi terutama memperlancar arus investasi yang masuk serta pengembangan pariwisata dan sebagainya,” jelas Agus Santoso, Selasa (30/1/2018).

Baca Juga: Dirjen Hubud Harapkan Operator BIJB Dapat Mempercepat Pengoperasian Bandara

Menurutnya, bandara-bandara tersebut sudah memenuhi aspek  keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan, baik dari udara maupun darat. Di antaranya dengan adanya sarana dan prasarana penunjang seperti peralatan navigasi penerbangan, Pertolongan Kecelakaan Penerbangan – Pemadam Kebakaran (PKP-PK), gedung perkantoran, gedung terminal dan sebagainya.

Selain itu juga sudah disiapkan sumber daya manusia (SDM) sebagai pelaksana kegiatan serta sistem prosedur operasi (SOP) yang sesuai dengan aturan internasional (annex 14 ICAO tentang aerodromes) dan UU no. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan.

“Kami menargetkan bandara-bandara tersebut bisa diresmikan oleh Presiden Joko Widodo  pada bulan Februari hingga Juni tahun 2018 ini. Dengan demikian bandara bisa beroperasi dengan optimal sesuai peruntukannya dan mampu meningkatkan perekonomian di daerah sekitarnya,” imbuhnya.

Selain bandara-bandara yang sudah selesai dibangun dan siap diresmikan tersebut, tahun ini Ditjen Hubud juga menargetkan untuk mulai melakukan pembangunan dan pengembangan tiga bandara lainnya, yakni bandara Bandara Wirasaba –Purbalingga, Jawa Tengah; Bandara Ngloram –Cepu Blora, Jawa Tengah; dan Bandara Notohadinegoro –Jember, Jawa Timur.

Pembangunan dan pengembangan ketiga bandara tersebut diharapkan akan dapat dimulai pada bulan Maret mendatang dengan dana investasi dari Ditjen Perhubungan Udara (APBN) dan BUMN.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *