Kembali ke Changi, Qantas Picu ‘Perang Lama’ di Rute Singapura-London

Bernard Proctor

Maskapai Australia Qantas telah menandatangani kesepakatan baru dengan Emirates untuk tidak menggunakan hub Dubai sebagai tempat persinggahan rute penerbangan Sydney-London mulai 25 Maret tahun depan. Sebagai gantinya, The Flying Kangaroo akan kembali ke rute klasik QF1/2 Sydney-Singapura-London pp yang telah ditinggalkan tahun 2012.

Langkah aliansi Qantas-Emirates dilakukan untuk saling ‘berbagi kekuatan’ dalam penguasaan pasar Asia tujuan Eropa sesuai kesepakatan kerja sama lima tahunan (kali ini yang kedua) yang ditandatangani oleh Kepala Eksekutif Qantas Alan Joyce dan Presiden Emirates Sir Tim Clark, 31 Agustus lalu.

Dengan rute baru tersebut nantinya, Qantas tidak akan lagi melayani penerbangan ke London via Dubai.

Qantas memperkirakan, pemindahan hub ke Singapura akan berkontribusi pada pendapatan bersih 80 juta dolar Australia tahun 2019. Sementara pada 2018 akan terjadi sedikit pengeluaran untuk penutupan fasilitas di Dubai.

Diakui, untuk melayani rute penerbangan Singapura-London, Qantas harus berkompetisi dengan “penguasa lama” di jalur tersebut, yakni Singapore Airlines.

Qantas sendiri ketika terakhir menyudahi rute Singapura-London berada di urutan kedua di bawah flag carrier tuan rumah. Di urutan ketiga bertengger British Airways.

Sementara kompetitor lain, Garuda Indonesia dan Norwegian UK, ikut membayang-bayangi namun masih berada di bawah ketiga maskapai teratas. Diperkirakan, Qantas akan berada di urutan ketiga saat memulai lagi penerbangan Singapura-London dengan start dari Sydney tersebut.

Ancaman tersendiri

Davesh Agarwal
Diramalkan, kehadiran kembali Qantas di Changi dapat menjadi ancaman tersendiri bagi Singapore Airlines. Flightglobal menyebut, sejumlah maskapai yang tergabung dalam persekutuan Oneworld akan sangat senang pasarnya lebih bergairah dengan kehadiran Qantas di rute lama tersebut.

Kepala Eksekutif Internasional Qantas, Gareth Evans, menyatakan penerbangan Qantas dari Sydney ke Singapura akan dilaksanakan sore hari. Hal ini memungkinkan para penumpang dari Melbourne, Brisbane, dan Perth terkoneksi dengan penerbangan menggunakan A380 dari Changi ke London.

Di lain sisi, jam tersebut juga memungkinkan Jetstar Asia dan para mitra lain memiliki waktu yang cukup untuk mengumpan penumpang ke hub Singapura.

Qantas akan mengoptimalkan superjumbo A380 untuk penerbangan dari Sydney ke Singapura. Demikian juga untuk rute Melbourne – Singapura akan menggunakan A380 yang berkapasitas lebih besar menggantikan A330 yang digunakan selama ini. Selanjutnya A330 akan digunakan Qantas untuk membuka destinasi-destinasi baru di kawasan Asia.

Bagi Emirates, “pulang kampung”-nya Qantas ke hub Singapura sedikit banyak memang akan berpengaruh menurunkan tingkat isian Emirates di hub Dubai. Maskapai itu menyebutkan bahwa banyak orang Australia pergi ke Dubai menggunakan Qantas dan selanjutnya terbang ke kota-kota di Eropa menggunakan Emirates. Untuk itu pula, selain tujuan London, Emirates masih membuka penerbangan Qantas melalui hub Dubai.

Emirates menjadikan Australia sebagai salah satu pasar terbesarnya. Terbukti sebanyak 77 penerbangan setiap minggunya dilayani maskapai ini dari hub Dubai ke berbagai destinasi di Benua Kanguru seperti Sydney, Melbourne, Brisbane, Perth, dan Adelaide.

Sementara bagi Singapura, kembalinya Qantas ke hub Changi untuk tujuan London, akan memberikan tambahan 3.806 kursi sekali jalan atau terjadi peningkatan 5,5 persen setiap minggunya.

Bagi Singapura, Australia juga merupakan satu dari lima negara terbesar penyuplai penumpang di Bandara Changi. Setiap tahunnya terdapat 5,5 juta penumpang berlalu-lalang dari Singapura ke Australia dan sebaliknya.

Adapun peningkatan penumpang dari Singapura ke London akibat kembalinya Qantas, diprediksi mencapai 18,3 persen atau bertambah 3.388 kursi sekali jalan setiap minggunya.

Nonstop?

Roberto Leiro
Qantas merasa yakin, dalam lima tahun ke depan para penumpang rute Singapura-London akan lebih memilih A380 yang mereka sediakan, terlebih dengan tawaran kabin baru untuk kelas bisnis dan ekonomi premium di pesawat A380 yang akan disusun ulang kursi dan kabinnya.

Meski demikian, Qantas tidak lantas berencana menggunakan hub Changi untuk penerbangan dari Melbourne ke London, melainkan menggunakan hub Perth.

Lebih jauh ke depannya lagi, Alan Joyce menandaskan bahwa Qantas bahkan telah berancang-ancang melakukan penerbangan langsung nonstop dari Australia ke Inggris (London) sambil menunggu munculnya pesawat baru keluaran Boeing atau Airbus yang bisa digunakan untuk hal itu. Entah itu dari Sydney atau dari Melbourne.

Untuk lima tahun ke depan seiring perjanjian yang telah dibuat dengan Emirates, kembalinya Qantas ke Changi seperti memicu lagi ‘perang lama’ di antara para maskapai besar yang melayani rute Singapura-London. Setelah itu, apakah benar model hub tidak lagi dibutuhkan untuk penerbangan langsung ke London?

Roni Sontani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *