Pasukan Robotik Jadi Andalan AD AS Bersihkan Rintangan di Medan Perang

Jen Judson

AIRSPACE REVIEW (angkasareview.com) – Era robotik sudah dimulai beberapa dekade lalu dan kini beragam robot makin masif diciptakan untuk menggantikan pekerjaan manusia. Kebutuhan robot untuk digunakan di medan perang pun tak terkecuali.

Angkatan Darat Amerika Serikat (AD AS/US Army) menugaskan kendaraan robotik untuk melakukan pekerjaan membersihkan rintangan yang sangat berisiko bagi keselamatan prajuritnya.

Demo kemampuan pasukan robotik ini dilaksanakan di dataran gurun tinggi Yakima Traning Center, Yakima Air Base, Washington, AS pada Selasa (7/5). Kegiatan dilaksanakan sebagai bagian dari acara Bayonet Focus dan latihan tahunan Joint Warfighting Assessment (JWA) 2019.

Baca juga: centaur-6×6-ugv-multi-peran-besutan-horiba-mira

Demonstrasi disaksikan langsung oleh Komandan Komando Masa Depan AD AS Jenderal Mike Murray didampingi para spesialis robot dari Universitas Texas.

JWA menjadi ajang tahunan untuk menguji berbagai konsep dan peralatan baru yang diajukan untuk diproduksi massal nantinya.

Dikutip dari Defense News, beragam rintangan dibuat untuk dibersihkan oleh para robot ini. Di sinilah kinerja robot dinilai apakah layak digunakan di medan perang atau tidak.

Jed Judson

Penggunaan robot tetap harus dievaluasi terlebih dahulu karena tidak semua pekerjaan yang dilakukan oleh mesin ciptaan manusia ini cocok dengan kondisi riil perang sesungguhnya.

Contohnya adalah pada demonstrasi kemampuan robot kendaraan tempur di Fort Benning, Georgia dua tahun lalu. Ternyata, kendaraan robotik yang diuji kala itu masih kurang gesit untuk mengimbangi gerak manuver prajurit dan formasi tank.

Dalam uji rintangan yang dilaksankaan di Yakima kali ini, sejumlah kendaraan robotik ditantang membersihkan beragam rintangan seperti ranjau, kawat duri, dan parit yang cukup dalam.

Ada pula robot berupa kendaraan pengintai proteksi kimia, bilogi, radiologi, dan nuklir (CBRN).

Baca juga: ironclad-robot-intai-tempur-dari-ukraina

Para personel penguji membuat rintangan berupa asap dan api yang dapat menghambat gerak kendaraan robotik.

Dua kendaraan assault breacher vehicles (ABV) diuji dalam kegiatan tersebut. Kendaraan pertama bertugas membersihkan ranjau, sementara kendaraan kedua menyiapkan jalanan agar bisa dilalui pasukan pemukul. Dibutuhkan waktu kurang lebih 2,5 jam oleh robot pertama untuk melaksanakan tuasnya. Sementara robot kedua hanya butuh waktu 30 menit saja.

Jed Judson

Meski demikian, tidak selamanya pasukan robot ini dapat diandalkan sepenuhnya. Terlebih apabila jumlahnya terbatas. Karena, apabila kendaraan robotik ini terjerembab atau tidak bisa melanjukan pekerjaannya, berarti harus ada robot lain yang melanjutkan tugasnya.

Untuk itulah, dalam pelaksanaan perang nantinya dibutuhkan kendaraan-kendaraan robotik dalam jumlah yang memadai. “Lebih banyak robot yang diturunkan, akan lebih baik hasilnya,” ujar Murray.

Baca juga: hippo-atsv-keledai-beban-robot-asal-inggris

Tantangan lain bagi para pengembang robot ini, tidak lain adalah sistem pengacau sinyal elektronik (jammer) yang dibuat musuh untuk melumpuhkan robot-robot tersebut yang digerakkan menggunakan kendali elektronik ini.

Selain era perang robot, perang elektronik memang melekat dalam perang modern. Keduanya saling mendukung dan berkaitan.

Roni Sontani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *