ANGKASAREVIEW.COM – Sebagai salah satu pemasok utama helikopter dunia, Rusia tak ingin ‘ketinggalan kereta’ dalam pengembangan heli cepat masa depan. Peseterunya Amerika Serikat (AS) memiliki program FVL (Future Vertical Lift) yang diluncurkan tahun 2004. Kini program FVL telah melahirkan dua finalis yakni Sikorsky-Boeing SB>1 Defiant dan Bell V-280 Valor.
Pabrikan helikopter papan atas dunia lainnya, Airbus Helicopters juga telah melahirkan helikopter riset kecepatan tinggi X3 (C-Cubed) yang terbang perdana pada 6 September 2010. Teknologinya akan diterapkan pada versi produksi H3 yang baru akan muncul tahun 2020 mendatang.
Sobat AR, sedikit tertinggal, Rusia sendiri baru memulai programnya tahun 2009 yang diumumkan dalam pameran HeliRussia 2009. Kompetisi heli cepat Rusia ini diikuti oleh biro desain kawakan Mil dan Kamov, keduanya tergabung dalam Russian Helicopters JSC (bagian dari Rostec).
Dalam perjalanannya, angin keberuntungan berhembus menuju markas Biro Desain Mil yang terpilih sebagai pemenang proyek. Sebagai ganjarannya, Biro Desain Mil mendapatkan dana riset bernilai 3,6 miliar rubel atau setara 1,3 miliar dolar AS.
Tak membuang waktu, Biro Desain Mil segera membangun sebuah laboraturium terbang berdasar heli Mi-24K yang dijuluki PSV (Perspektivny Skorostnoi Vertolet atau helikopter cepat prospektif/masa depan). Wahana dengan kode Mi-24K PSV yang kemudian sering ditulis Mi-PSV ini digunakan untuk uji teknologi baru yang akan diaplikasikan pada helikopter produksi nantinya.
Mock-up Mi-24K PSV mulai diperlihatkan untuk umum dalam pameran kedirgantaraan MAKS 2015. Secara tampilan Mi-PSV memiliki tampilan baru yang terlihat aerodinamis dengan jendela kokpit model gelembung bak pesawat tempur yang diawaki oleh seorang pilot saja.
Selanjutnya, purwarupa Mi-PSV berhasil melakukan penerbangan perdananya dua hari menjelang Natal tahun 2015. Heli terbang dari basis Biro Desain Mil di Tomolino dekat ibu kota Moskow.
Awalnya, purwarupa heli bernomor ekor 271 ini menanggalkan sayap kecil bawaan Mi-24K. Kemudian Mi-24K PSV menerapkan model sayap baru posisi rendah dekat perut. Model ini terbang perdana April 2017. Dalam uji terakhir, Mi-PSV kembali menggunakan sayap seperti Mi-24 pada umumnya lengkap dengan gantungan senjatanya.
Istimewa Seluruh roda Mi-PSV bisa dimasukkan ke dalam untuk mengurangi hambatan udara. Mi-PSV mendapatkan bilah rotor utama baru dengan ujung melengkung. Teknologi baru ini pada ujung bilah ini bermanfaat meningkatkan laju kecepatan dan memberikan stabilitas lebih baik pada kecepatan tinggi serta mengurangi tingkat kebisingannya.
Selain itu Mi-PSV juga mengadopsi sepasang mesin turboshaft Klimov VK-2500 yang juga digunakan heli serang Mi-28 dan Ka-52 masing-masing berdaya 2.400 hp. Mesin VK-2500 lebih kuat dibanding mesin standar bawaan Mi-24 yakni Klimov TV3-117 yang hanya berdaya 2.200 hp.
Kombinasi bilah rotor dengan mesin baru ini meningkatkan laju kecepatan Mi-PSV sebesar 30 persen dibanding Mi-24 versi standar. Kecepatan jelajah meningkat dari 264 km/jam ke 359 km/jam dan kecepatan maksimum dari 333 km/jam menjadi 400 km/jam.
Bahkan, dalam sebuah penerbangan uji cobanya pada awal Oktober 2016, Mi-PSV berhasil mencatatkan angka tercepat hingga 405 km/jam. Sebuah rekor baru untuk helikopter dengan konvigurasi rotor utama dana rotor ekor konvensional.
Istimewa Mi-PSV berhasil mematahkan rekor helikopter G-Linx buatan Westland, Inggris yang ditetapkan tahun 1986 dengan penorehan waktu 400 km/jam. Sayangnya, karena hasil yang dibuat Mi-PSV hanya laporan sepihak yang diinformasikan perusahaan. Maka, rekornya tak dicatat sebagai rekor resmi dunia.
Sobat AR, terlepas dari masalah rekor, ujung dari keberhasilan uji desain rotor baru yang dicapai oleh laboraturium terbang Mi-PSV akan diaplikasiakan pada heli produksi rancangan Biro Desain Mil lainnya yakni keluarga Mi-8/17, Mi-24/35 dan Mi-28. Kelak heli ini juga akan disandingkan dengan mesin baru VK-3000 yang lebih bertenaga.
Kematangan teknologi Mi-PSV pastinya akan diterapkan juga pada helikopter cepat masa depan Rusia RACHEL (Russian Advanced Commercial Helicopter) yang kini tengah digarap oleh Biro Desain Mil. Program Heli RACHEL sendiri adalah jawaban Rusia atas program FVL dari AS, peseterunya.
Rangga Baswara Sawiyya
editor: “raider”