Gertak AS Lagi, China Luncurkan Rudal DF-26 Penghancur Kapal Induk

DF-26China source

ANGKASAREVIEW.COM – Terkait konflik antara Amerika Serikat (AS) dan China di kawasan perairan Laut China Selatan (LCS)  yang makin memanas, pada Selasa (29/1/2019) militer China telah melaksanakan uji coba peluncuran rudal penghancur kapal induk, DF-26.

Di kawasan LCS, China yang telah mengklaim wilayah itu berdasarkan latar belakang historis, tidak hanya membuat AS marah karena jalur pelayaran internasionalnya terancam oleh kehadiran kapal-kapal perang China. Selain AS, sejumlah negara di kawasan Asia juga menyatakan merasa terancam.

Pasalnya, sejumlah perairan LCS yang diklaim China, secara hukum kelautan internasional dinyatakan merupakan wilayah resmi beberapa negara seperti Filipina, Malaysia, Taiwan, Vietnam, Brunei Darussalam, Indonesia, dan Singapura.

Angkatan Laut AS (US Navy) guna menunjukkan bahwa kapal-kapal perangnya bebas melintasi perairan internasional di LCS, pada 27 Januari sengaja meluncurkan kapal perusak (destroyer) bersenjata rudal yakni USS McCampbell (DDG-85) untuk melaksanakan latihan navigasi di sekitar perairan Kepulauan Paracel.

Sontak, latihan navigasi USS McCampbell di perairan yang telah diklaim China itu langsung mendapat reaksi keras dari Negeri Tirai Bambu. Militer China pun meluncurkan rudal balistik jarak menengah DF-26.

Rudal DF-26 oleh militer China tidak hanya ditujukan sebagai rudal penghancur kapal induk. Melainkan juga mampu menghancurkan pangkalan militer besar seperti pangkalan militer AS di Guam. Oleh karena itu, tak heran kalau DF-26 mendapat julukan sebagai ‘Guam Killer’.

Pangkalan militer AS di Guam yang juga merupakan pangkalan udara Andersen Air Force Base, selama ini memang selalu  menjadi korban kemarahan negara rival AS, khususnya China dan Korea Utara (Korut).

Ketika konflik AS-Korut terkait program nuklir Korut sedang memanas, Guam juga kerap diancam Korut akan dihancurkan menggunakan rudal nuklir.

Sebagai rudal penghancur kapal induk sekaligus penghancur pangkalan-pangkalan militer, DF-26 yang telah sukses diuji coba bisa membawa hulu ledak konvensional maupun hulu ledak nuklir.

Menurut juru bicara Kementerian Pertahanan China, Kolonel Wi Qian seperti dikutip media China dan Barat, selain merupakan rudal untuk sasaran jarak menengah, DF-26 juga merupakan rudal berteknologi siluman (stealth). Sehingga, akan sangat sulit terdeteksi oleh sistem radar pertahanan udara.

Yang jelas, sejak China-AS makin berseteru di kawasan LCS dan AS yang secara terang-terangan telah mendukung Taiwan sebagai negara terpisah dari China, Militer China memang terus unjuk gigi dan secara terang-terangan berani menantang militer AS.

A Winardi

 

editor: ron

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *