2 F-35A Australia Telah Tiba di Sarangnya, Peta Kekuatan di Tenggara Mulai Berubah

ANGKASAREVIEW.COM – Tanggal 10 Desember 2018 menjadi hari bersejarah bari Angkatan Udara Australia (RAAF) berkaitan dengan tibanya dua jet tempur generasi kelima F-35A kelompok pertama pesanan Negeri Kanguru.

Kedua F-35A (A35-009 dan A35-010) mendarat di Williamtown RAAF Base pada Senin pagi.

Menteri Pertahanan Australia Christopher Pyne dan Menteri Industri Pertahanan Steven Ciobo menyambut langsung kedatangan Lightning II yang terbang secara etape dari Luke Air Force Base Arizona menuju Australia.

Pesawat siluman ini diterbangkan oleh dua pilot RAAF yaitu Wing Commander (Letkol) Darren Claire dan Squadron Leader (Mayor) Red Borrman. Keduanya terbang dari RAAF Amberley di selatan Queensland di mana kedua pesawat telah tiba dari Amerika Serikat seminggu yang lalu.

Dengan kegembiraan penuh, usai menyambut kedatangan pesawat, Pyne menyatakan bahwa sang Joint Strike Fighter (JSF) akan mengubah peta kekuatan (game-changer) Angkatan Bersenjata Australia .

“Ini adalah pesawat paling canggih, penempur multiperan di dunia,” ujarnya seperti dikutip Australian Defence.

F-35ARAAF
F-35 lanjut Pyne, akan meningkatkan kapabilitas dan keuntungan bagi Australia di masa depan terkait masalah intelijen, pengamatan, dan pengintaian.

“JSF mampu mendekati musuh/ancaman tanpa diketahui, menemukan, terlibat, mengacaukan sinyal elektronik musuh, dan membagi informasi tersebut kepada unsur-unsur kekuatan lainnya,” jelas Pyne.

Pemerintah Australia menghabiskan anggaran 17 miliar dolar untuk membeli 72 F-35A. Walau pesawat ini jadi kontroversi karena biaya pengembangan dan harganya yang sangat mahal, RAAF tetap melihat pentingnya JSF bagi keunggulan kekuatan udara mereka.

F-35ARAAF
Dalam upaya pemasaran lebih lanjut, Lockheed Martin selaku pembuat berencana menurunkan harga per unit F-35A menjadi 80 juta dolar AS pada tahun 2020.

Kepala Staf RAAF Marsekal Leo Davies yang didaulat memberikan sambutan terhadap kedatangan dua F-35 di Williamtown, menyampaikan kekagumannya melihat dua burung besi siluman sudah mendarat dan kini mengisi sarangnya.

“Walaupun ini awal yang sangat sederhana, dengan hanya dua pesawat, 12 pilot, dan 40 teknisi, transformasi sebuah angkatan udara telah dimulai. Kami sedang mengembangkan struktur dan cara kami berlatih,” ujarnya.

F-35AAAP
Dari 72 unit, Australia sebenarnya telah menerima 10 unit F-35A. Namun, delapan dari jumlah itu masih ditempatkan di Luke AFB Arizona, Amerika Serikat guna mendukung pelatihan pilot-pilot F-35A RAAF. Penggunaan F-35A RAAF sendiri saat ini telah mencapai 1.800 jam terbang.

Dalam hal pengoperasiannya nanti, F-35A seluruhnya akan diawaki oleh pilot-pilot RAAF. Namun, untuk pemeliharaannya dikerjakan bersama oleh tim dari industri perawatan pesawat Australia dengan Lockheed Martin.

F-35A akan ditempatkan di RAAF Base Williamtown dan RAAF Base Tindal di wilayah bagian utara Benua Kanguru. Pesawat ini akan menggantikan peran F/A-18 Hornet.

Dengan beroperasinya jet siluman F-35A RAAF, dapat diprediksi peta kekuatan di kawasan Tenggara pun akan terkena imbasnya.

Roni Sontani

3 Replies to “2 F-35A Australia Telah Tiba di Sarangnya, Peta Kekuatan di Tenggara Mulai Berubah”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *