LCA Mk 2 Navy, Tejas Generasi II AL India di Persimpangan Jalan (Bagian 1)

HAL/IN

ANGKASAREVIEW.COM – Dirundung kabar tak sedap, pengembangan jet tempur berbasis kapal induk yang dikembangkan berdasar LCA (Light Combat Aircraft) Tejas tak mendapat respon baik dari Angkatan Laut India sebagai calon pengguna. Seperti yang diungkapakan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Sunil Lanba kepada media India pada 2 Desember 2016. Ia menyebut, AL India tidak puas dengan kinerja purwarupa LCA Mk 1 Navy dan akan mencari jet tempur pengganti dari luar.

Ketidakcocokan AL India terhadap LCA Mk 1 Navy karena bobotnya yang terlalu berat. Hal ini akibat perubahan desain untuk mengadopsi sistem roda pendarat baru yang lebih kokoh agar pesawat bisa dioperasikan dari kapal induk. Kaki-kaki yang lebih besar dibanding LCA standar milik AU India dan bentuknya mengangkang lebar menyebabkan badan pesawat sedikit diperlebar untuk bisa menampung sistem roda pendarat tersebut.

Selain bertambahnya bobot pesawat, perubahan sistem pendaratan tersebut juga menjadikannya tak mampu membawa muatan senjata secara maksimal. Ditambah lagi radius tempurnya yang terbatas karena tak bisa membawa tanki eksternal bila muatan senjata penuh. Sehingga, dibutuhkan sistem pengisian bahan bakar di udara. Namun ternyata hal ini pun masih belum terealisasi pada dua purwarupa versi LCA Mk 1 Navy yang ada saat ini.

Sobat setia AR, seperti diketahui  proyek pengembangan jet tempur asli pribumi India ini semula memang hanya dirancang untuk kebutuhan AU India saja. Tejas dibuat sebagai calon pengganti armada MiG-21 yang mulai uzur. Jadi dari semula memang tak dirancang untuk kebutuhan bersama bagi AU dan AL seperti layaknya proyek jet tempur JSF (F-35) Amerika serikat.

Proyek LCA baik versi AU maupun AL India ini adalah hasil garapan bersama Badan Penelitian dan Pengembangan Pertahanan (DRDO) dan Badan Pengembangan Penerbangan (ADA) yang pengerjaan manufakturnya dijalankan oleh pabrik pesawat HAL (Hindustan Aeronautics Limited).

HAL/IN

Pengembangan proyek Tejas berlarut-larut dan telah memakan biaya terlalu besar. Terutama kegagalan pengembangan mesin jet Kaveri buatan lokal. Mesin ini terpaksa harus diganti menggunakan mesin lisensi General Electric F404 dari AS pada versi LCA Tejas Mk 1 dan versi F414 yang lebih bertenaga untuk proyek Tejas Mk 2 dan saat ini dalam pengembangan.

Sejak pesawat purwarupa pertama terbang (KH2001 TD-1) pada Januari 2001, disusul purwarupa final (KH2003 PV-1) bulan November 2003, hingga saat ini HAL baru menyerahkan satu skadron yang belum genap 16 unit di AU India.  Skadron pertama yang menggunakan Tejas adalah Skadron 45 Flying Daggers yang berbasis di Stasiun Angkatan Udara Sulur, Tamil Nadu.

RANGGA BASWARA SAWIYYA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *