F-5E/F Tiger II, Macan Besi Penjaga NKRI (Bagian 5)

Rangga Baswara Sawiyya

ANGKASAREVIEW.COM – Sobat AR, tiga penerbang Skadron Udara 14 yang dikirimkan TNI AU ke Amerika Serikat untuk menjadi pilot dan instruktur F-5E/F Tiger II kembali ke Tanah Air pada akhir Mei 1980. Ketiga penerbang adalah Letkol Pnb Holki Basah “Falcon” Kartadibrata, Mayor Pnb Budihardjo “Bison” Surono, dan Kapten Pnb Zeky “Jackal” Ambadar.

Tugas berat yang diemban mereka berikutnya, tentu saja adalah mencetak penerbang baru ‘Macan Besi’ di Skadron Udara 14. Pada tahap awal, dua instruktur penerbang sekaligus pilot uji F-5E/F dari Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) menyertai ketiga instruktur Skadron Udara 14 guna mencetak penerbang baru F-5 melalui pendidikan Konversi Angkatan II.

Dalam setahun, penerbang F-5 yang berhasil dicetak di dalam negeri adalah 13 orang melalui empat angkatan Konversi F-5. Mereka sebelumnya adalah para penerbang F-86 Avon Sabre Skadron Udara 14 yang dididik menjadi penerbang F-5. Lambert “Taurus” F. Silooy dan Suprihadi “Vampire” menjadi pilot F-5 hasil didikan pertama di dalam negeri atau Konversi II F-5E/F.

Dok TNI AU - 'TheGolden Moment of Tiger'

Berikutnya adalah Rudi “Tarantula” Taran, Toto “Ibex” Riyanto, Djoko “Beetle” Suyanto, dan Ida Bagus “Agip” Sanubari (Konversi IV), M. Basri “Locust” Sidehabi, Tanwir “Pigeon” Umar, Eris “Mustang” Herryanto, Dradjad “Scarlet” Rahardjo, Suryadarma “Zebra”, Imam “Fishbed” Sufaat, dan Sumarwoto “Wivern” (Konversi V).

TNI AU juga kembali sempat mengirimkan dua penerbangnya ke Amerika Serikat untuk konversi F-5 ini. Keduanya adalah Jeffry “Sparrow” Zainal dan Wartoyo “Panther” (Konversi III). (Sumber tulisan: The Golden Moment of Tiger 25 Tahun Mengawal Bangsa– Djoko Suyanto, 2005)

Seperti Sobat Angkasa Review ketahui, dari kelompok para penerbang F-5 tersebut, kelak dua orang di antaranya berhasil mencapai karier tertinggi di TNI AU dengan menjadi Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), yaitu Djoko Suyanto dan Imam Sufaat. Djoko Suyanto bahkan kemudian menjadi Panglima TNI. Dua jabatan tersebut (KSAU dan Panglima TNI) dicapai “Beetle” yang alumnus AAU 1973 ini pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dok TNI AU - 'The Golden Moment of Tiger'

Satu penerbang F-5 berikutnya dari generasi lulusan AAU 1986, yaitu Yuyu “Lion” Sutisna menyusul menjabat sebagai KSAU. Ia dilantik menjadi KSAU ke-22 di Istana Negara oleh Presiden Joko Widodo pada 17 Januari 2018.

Pelaksanaan Konversi F-5 di dalam negeri telah menambah kekuatan penerbang Skadron Udara 14. Kemampuan mereka bertambah tinggi dengan pelajaran yang diberikan oleh dua penerbang USAF yang menjadi supervisor latihan. Bahkan, ketiga penerbang pertama F-5 yang dikirim ke AS pun mendapatkan tambahan ilmu lagi yang belum sempat mereka dapatkan di AS.

Berbagai latihan dilaksanakan oleh para penerbang F-5, termasuk pelaksanaan terbang jelajah ke seluruh pelosok Tanah Air sehingga para penerbang memiliki kepercayaan diri yang tinggi menerbangkan F-5 dalam jarak yang jauh sekaligus berlatih melaksanakan pendaratan di landasan-landasan pendek.

Tidak hanya itu, di sela-sela pendidikan konversi, Skadron Udara 14 pun dilibatkan dalam berbagai latihan satuan. Mulai dari tingkat bawah hingga latihan puncak dan latihan bersama (latma) dengan negara lain.

Rangga Baswara Sawiyya

Dalam pekembangan selanjutnya, dua instruktur penerbang F-5 dari USAF yaitu Mayor Roger Sherman dan Captain Clark Kent juga turut menyiapkan penerbang F-5E/F Skadron Udara 14 untuk mengikuti Fighter Weapon Instructor Course (FWIC) di Amerika Serikat.

Ini adalah semacan sekolah ‘Top Gun’ bagi penerbang tempur, dalam hal ini F-5. Lulus dari pendidikan ini penerbang mendapatkan ilmu penguasaan teknik tempur udara dan juga pengusaan persenjataan F-5.

Empat penerbang F-5 yang dipilih untuk mengikuti pendidikan tersebut, yaitu Mayor Pnb Lambert “Taurus” F. Silooy, Mayor Pnb Suprihadi “Vampire”, Kapten Pnb Djoko “Beetle” Suyanto, dan Mayor Pnb Wartoyo “Panther”.

PARA PIONIR THE EAGLES

Konversi I:

Letkol Pnb Holki Basah “Falcon” Kartadibrata (Eagle 01)

Mayor Pnb Budihardjo “Bison” Surono (Eagle 02)

Kapten Pnb Zeky “Jackal” Ambadar. (Eagle 03)

Konversi II:

Lambert “Taurus” F. Silooy (Eagle 04)

Suprihadi “Vampire” (Eagle 05)

Konversi III:

Jeffry “Sparrow” Zainal (Eagle 06)

Wartoyo “Panther” (Eagle 07)

Konversi IV:

Rudi “Tarantula” Taran (Eagle 08)

Toto “Ibex” Riyanto (Eagle 09)

Djoko “Beetle” Suyanto (Eagle 10)

Ida Bagus “Agip” Sanubari (Eagle 11)

Konversi V:

Dok. TNI AU - 'The Golden Moment of Tiger'

Basri “Locust” Sidehabi (Eagle 12)

Tanwir “Pigeon” Umar (Eagle 13)

Eris “Mustang” Herryanto (Eagle 14)

Dradjad “Scarlet” Rahardjo (Eagle 15)

Suryadarma “Zebra” (Eagle 16)

Imam “Fishbed” Sufaat (Eagle 17)

Sumarwoto “Wivern” (Eagle 18)

FWIC I F-5:

Mayor Pnb Lambert “Taurus” F. Silooy (Eagle 04)

Mayor Pnb Suprihadi “Vampire” (Eagle 05)

Kapten Pnb Djoko “Beetle” Suyanto (Eagle 10)

Mayor Pnb Wartoyo “Panther” (Eagle 07)

(RON)

7 Replies to “F-5E/F Tiger II, Macan Besi Penjaga NKRI (Bagian 5)”

  1. Min kok ayah saya ngk masuk ke list pioneer the Eagles beliau masuk ke konversi ke V eagle 18 mhn direvisi kalau saya salah ya, suwun

  2. Oh ya, betul! Mohon maaf, hanya terlewat dalam pengetikan saja. Sudah direvisi dan terima kasih atas perhatiannya. Salam utk keluarga..

  3. Wah jaman2 keren nih. Ijin min, ayahku ada di sekbang AURI bersama pak Djoko S, pak Ida Bagus dkk. Semua nama2 fighter diatas msh diingatnya, baik sbg instruktur maupun sesama siswa hehehe. Tp ayah berasal dari Navy shg tdk lanjut bawa pswt2 jet spt Sabre, Delfin, Skyhawk hehehee. Salam.

    1. Wahh saya ikut senang skli, karena kakek saya yg bernama Tanwir Umar termasuk dalam dalam Konversi V, saya ingin melanjutkan perjalanan beliau menjadi Seorang PnB TNI AU dan mengikuti jejak beliau, dikarenakan karir dia didunia PnB TNI AU sangat singkat jadi saya ingin melanjutkan perjalanan dia sebagai PnB

  4. Saya masih ingat,ketika TAURUS dan kawan2nya tiba di Lanud Pattimura Ambon,dan saat itu ada atraksi udara di atas langit pulau Ambon,dan bangga sekali menyaksikan skil para penerbang kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *