Sosok S-97 Raider, Calon Pengganti Heli Intai Bersenjata Kiowa Warrior

Sikorsky

Program penggantian helikopter intai bersenjata Bell OH-58D Kiowa Warrior sebenarnya telah dicanangkan oleh Angkatan Darat Amerika Serikat (US Army – AD AS) sejak Desember 2004 dengan nama program AAS (Armed Aerial Scout). Dalam kompetisi ini terpilih sebagai finalis adalah Boeing yang menjagokan MH-6MELB (Mission Enhanced Little Bird) dan Bell dengan tawaran ARH-70.

by RANGGA BASWARA SAWIYYA | ANGKASA REVIEW

Seiring berjalannya waktu, tanggal 29 Juli 2005 Angkatan Darat AS mengumumkan Bell sebagai pemenang kontrak untuk pengadaan 368 helikopter. Namun faktanya ARH-70 yang ditawarkan pabrik Bell tak pernah berdinas. Sebab, pada 16 Oktober 2008 program ini dihentikan oleh Departemen Pertahanan AS mengingat biaya pengembangan yang berlebihan, harga per unit pun naik hampir dua kali lipat dari 8,5 juta menjadi 15,5 juta dolar AS.

Sejatinya, gagasan penggantian OH-58 bukan kali yang pertama. Heli terkecil yang  dimiliki AD AS ini sebenarnya akan digantikan oleh RAH-66 Comanche garapan Sikorsky dan Boeing. Sayang, program tersebut dihentikan pada 23 Februari 2004 oleh Angkatan Darat AS. Proyek ini kandas didasarkan pada studi enam bulan yang dipimpin oleh Kepala Staf Angkatan Darat AS Jenderal Peter Schoomaker.

Hasil studi tersebut merekomendasikan pembatalan program heli Comanche sebelum mencapai tahap produksi. Dengan cara itu AD AS bisa menghemat dana sebesar 14 miliar dolar yang dapat digunakan untuk memperbarui dan mengganti rangka armada OH-58 menjadi lebih muda. Penghentian program RAH-66 sendiri telah menelan biaya 6,9 miliar dolar dan 20 tahun waktu pengembangannya. Semua menguap sirna.

Selanjutnya, pada Maret 2010 program AAS yang tertunda kembali diusulkan untuk dilanjutkan. Menanggapi ‘Permintaan Informasi’ untuk program tersebut, Sikorsky coba menangkap peluang dan meluncurkan program pengembangan S-97 Raider pada Oktober 2010. Namun demikian, di akhir tahun 2013 AD AS kembali membuat keputusan yang mengejutkan dengan menggantung program AAS karena ketidaktersedian anggaran.

Mendapat berita yang kurang enak, Sikorsky tak patah semangat. Pabrik heli papan atas ini tetap melanjutkan pengembangan S-97 dengan merogoh dana dari perusahaan sendiri. Sikorsky yakin, cepat lambat OH-58D tetap harus digantikan. Selain itu masih ada peluang dari Komando Operasi Khusus AS (USSOCOM) yang tengah mencari calon pengganti MH-6M Little Bird kelak dikemudian hari.

Sikorsky

Sikorsky memulai pembangunan dua purwarupa S-97 pada Oktober 2012. Yang pertama digunakan untuk uji penerbangan dan kedua sebagai demonstrator (uji teknologi terkait). Sikorsky menginvestasikan anggaran 150 juta dolar dari kebutuhan 200 juta dolar untuk pembuatan dua purwarupa. Sisa kurang dana ditanggung bersama oleh 54 pemasok (vendor) yang juga bertanggung jawab atas 90 persen dari komponen S-97.

Versi produksi S-97 kelak dipatok pada kisaran harga 15 juta  dolar per unit termasuk paket sistem misi. Harga ini terpaut tipis, setengah juta dolar, dari harga Bell ARH-70. Tapi ini harga logis karena Sikorsky membangun S-97 dari nol dengan memanfaatkan teknologi terkini. Tidak seperti ARH-70 yang dibangun berdasar heli sipil Bell 407 atau dikenal dengan istilah COTS (Commercial Off The Shelf).

Pada 22 Mei 2015, dini hari waktu West Palm Beach, Florida prototipe S-97 Raider melakukan terbang untuk pertama kali di bawah kendali pilot uji Bill Fell. Heli melayang di pusat fasilitas uji terbang dan pengembangan pesawat milik Sikorsky. Heli serbu cepat masa depan militer Amerika ini hanya terbang pelan pada kisaran 20 km/jam saja. Uji terbang kecepatan penuh selanjutnya dilakukan di pengujung 2015.

Sebelum terbang perdana, S-97 telah menjalani simulasi serangan (bertabrakan) dengan burung pada kecepatan maksimum 435 km/jam. Drop test juga dilaksanakan untuk menjamin keamanan dari tangki bahan bakar bila helikopter terhempas dalam sebuah kecelakaan terbang.

Desain baru S-97 mengaplikasikan teknologi helikopter compound, yakni memadukan rotor utama koaksial dan mesin pusher di ekor. Konsep ini dibangun berdasar pengalaman yang diperoleh atas heli demonstrator teknologi Sikorsky X-2 yang berhasil menorehkan waktu tercepat 460 km/jam pada 15 September 2010 yang diterbangkan pilot uji Kevin Bredenbeck.

Sikorsky

Purwarupa S-97 memiliki kecepatan jelajah setara dengan X-2 di kisaran 400 km/jam. Heli didukung mesin  turboshaft YT706 garapan General Electric, yaitu mesin yang saat ini digunakan untuk UH-60M Black Hawk. Kelak, mesin ini akan digantikan menggunakan mesin baru yang lebih kuat dan saat ini masih dikembangkan di bawah program ITE (Improved Turbine Engine).

Rotor koaksial yang digunakan S-97 akan menghasilkan counter torsi, sehingga tidak diperlukan lagi sistem antitorsi seperti helikopter konvensional yang akan menarik hingga 15 persen dari tenaga. Bilah rotor yang rigid juga dapat diinstal lebih dekat bersamaan dan ini akan mengurangi tingkat drag. Sementara mesin pusher akan membantu tingkat percepatan dan secara signifikan bisa mengurangi kecepatan untuk pendaratan.

Kombinasi rotor koaksial dan mesin pusher menjadikan S-97 pandai bermanuver, bisa meliuk ke samping serta hover dengan sikap ekor naik dan hidung mengarah ke bawah. Durasi terbang dijanjikan selama 2 jam 40 menit atau jarak jangkau sejauh 570 km dengan ketinggian terbang di 3.048 meter.

Istimewa

Sistem kontrol penerbangan S-97 menggunakan teknologi fly-by-wire yang meringankan kerja pilot. Heli diproyeksikan mampu diterbangkan oleh satu atau dua pilot bahkan juga disiapkan program otomatis tanpa pilot. Kabinnya mampu membawa hingga enam pasukan bersenjata dengan aman, tidak seperti heli MH-6M Little Bird di mana prajurit bergelantungan di luar karena sempitnya kabin.

Dibandingkan dengan OH-58D, kinerja S-97 telah meningkat secara signifikan. Kecepatan jelajahnya dua kali lipat dan sanggup menahan tiga kali gaya gravitasi.

Sebagai heli intai kawal bersenjata, S-97 selain dilengkapi berbagai sensor untuk misi pengintaian juga dipersenjatai senapan mesin berat dalam pod dengan 500 butir peluru kaliber 12,7 mm, tabung berisikan 7 roket 2,5 inci atau rudal Hellfire.

SPESIFIKASI S-97 Raider

Awak: 0-2 pilot. Penumpang: 6 personel bersenjata. Panjang: 11 m. Diameter rotor utama: 10 m. Diameter pusher propeller: 1 m. Berat kotor: 4.057 kg. MTOW: 990 kg. Mesin : 1 x General Electric YT706 2.600 shp. Kecepatan jelajah : 407 km/jam. Ketinggian terbang: 048 m. Jarak jangkau: 570 km. Endurans: 2 jam 40 menit. Persenjataan: SMB 12,7 mm, roket 2,75 inci, rudal Hellfire.

Meskipun belum ada kepastian militer Amerika Serikat akan mengakuisisi S-97, hal ini tak membuat Sikorsky berpangku tangan. Sebab, banyak negara sahabat yang berminat untuk membeli heli ini. Namun demikian tentu tak gampang juga untuk menjualnya ke negara lain bila militer Amerika Serikat tak menggunakannya.

Bagi Sikorsky pengembangan S-97 bagai investasi jangka panjang. Terlebih teknologi yang sama akan diterapkan pada heli SB>1 Defiant untuk memperebutkan mega proyek bernilai 100 miliar dolar dalam program Future Vertical Lift (FVL) Angkatan Darat AS untuk menggantikan UH-60 Black Hawk yang prototipenya sudah harus terbang tahun 2018 ini.

Sayangnya, pengembangan S-97 harus mengalami kemunduran waktu karena purwarupa pertama mengalami musibah kala menjalani uji terbang pada 2 Agustus 2017 silam. Saat terbang hovering, terjadi masalah dengan sistem kontrol penerbangannya.

Sikorsky

Sekonyong-konyong heli terhempas ke bawah dalam posisi roda sedang terlipat mengakibatkan struktur badannya rusak. Untungnya, kedua pilot uji selamat dan hanya mengalami cidera ringan saja. Kondisi purwarupa S-97 sendiri tak memungkinkan untuk dipulihkan, padahal baru mengumpulkan 20 jam tebang dan 100 jam ground run sebelum kecelakaan itu terjadi.

Meski demikian, musibah ini tak membuat Sikorsky gentar dalam pengembangan Raider. Bahkan, Sikorsky segera memutuskan untuk mempercepat pembangunan purwarupa kedua sembari menyempurnakan sistem kontrol penerbangannya. Ditargetkan purwarupa ke-2 paling cepat akan menjalani terbang perdana tahun ini. ***

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *