Cari Alternatif, Pasar Asia Tenggara Mulai Bidik Diklat di Jurusan Kespen STPI Curug

asia tenggaraSTPI Curug
ROE

ANGKASAREVIEW.COM – Selama ini Singapura memang dikenal sebagai pusat industri pendidikan dan pelatihan (diklat) di bidang penerbangan yang ada di kawasan Asia Tenggara. Namun rupanya, pasar diklat penerbangan di Asia Tenggara mulai mencari alternatif. Jurusan Keselamatan Penerbangan (Kespen) Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug rupanya kini mulai dibidik pasar sebagai institusi pendidikan alternatif.

Pada 5 Maret lalu, pemerintah Timor Leste untuk kesekian kalinya menitipkan siswa mereka untuk mengenyam pendidikan di STPI Curug. Kampus penerbangan tertua milik pemerintah ini menyelenggarakan sembilan diklat pendek untuk 54 siswa dari Timor Leste.

“Dalam pelaksanaan diklat kerja sama dengan pemerintah Timor Leste, kami selenggarakan 9 diklat pendek, yaitu Diklat Air Traffic Control (ATC) Training, Aeronautical Information Service (AIS), Communication Navigation Surveillance (CNS), Basic Airport Operation, Airport Electrical Course, Basic PKP-PK, Junior PKP-PK, Basic Aviation Security, dan Junior Aviation Security,” beber Ketua STPI Curug Capt. Novyanto Widadi saat membacakan laporan pendidikan, Senin (5/3/2018).

Dari total diklat pendek tersebut, Jurusan Kespen berkesempatan menyelenggarakan diklat sebanyak empat kelas.

“Dengan Timur Leste itu kalau untuk Jurusan Kespen ada PKP-PK dari Basic sampai Junior, kemudian Air Traffic Control itu untuk Aerodrome, kemudian untuk AIS itu diklatnya Basic AIS ditambah AFTN (Aeronautical Fixed Telecommunication Network) atau sering kita sebut COM,” jabar Ketua Jurusan Kespen Wahyu Kurniawan kepada Angkasa Review beberapa waktu lalu.

asia tenggaraJR Nugroho

Ketua Jurusan Kespen STPI Curug Wahyu Kurniawan

Ia menilai, pasar Asia kini melihat STPI Curug sebagai institusi pendidikan yang cukup kompetitif dari segi harga dan fasilitas dibandingkan dengan Singapura dan negara lainnya. Negara-negara tetangga lainnya seperti Malaysia dan Brunei Darussalam pun kini tertarik untuk menyekolahkan siswa mereka di STPI Curug, khususnya Jurusan Kespen.

Diungkapkannya, Malaysia kini tertarik untuk melaksanakan diklat PKP-PK, sementara Brunei Darussalam sudah positif akan mengambil diklat ATC dan AIS di Jurusan Kespen.

“Malaysia tertarik dan sudah pesan sama saya untuk pelatihan. Kemudian Brunei Darussalam sudah pesan sama kita, kita tinggal eksekusi saja, tinggal tanggalnya saja,” imbuhnya.

Menurutnya, di luar masih tinggi kebutuhan untuk pendidikan di bidang penerbangan. Jurusan ini pun mulai semakin mengembangkan sayap untuk tidak hanya fokus terhadap pasar di dalam negeri. Wahyu pun mulai bermanuver untuk menjadikan pasar di wilayah Asia menjadi prioritas yang perlu dipersiapkan dengan matang.

“Mereka (Malaysia) menyampaikan akan mengirim satu kelas dan itu mengirim satu kelas pun juga jarang. Biasanya kalau di Singapura itu mereka registrasinya satu orang satu (bidang). Nah ini keren, mengirim satu kelas,” ujarnya.

Ia mengatakan, untuk ke dua negara tersebut, khususnya Brunei Darussalam secepatnya akan diselenggarakan tahun ini. Selambat-lambatnya kerja sama pendidikan tersebut akan dilaksanakan tahun 2019.

Baca Juga:

Lulusan D4 Jurusan Kespen STPI Dibekali Kompetensi Hingga Radar Control

STPI Curug Siap Didik Taruna Dengan Kompetensi yang Dibutuhkan Jika Jalur Selatan Dibuka

Selain dua negara tersebut, Singapura pun tertarik untuk menitipkan siswa mereka di Jurusan Kespen. Beberapa waktu lalau Singapura pun tertarik untuk mengambil diklat Helicopter Fire Fighting di Jurusan ini. Namun sayang masih terkendala dengan fasilitas untuk praktik.

“Karena kita tidak punya fasilitas heli (mockup), mereka enggak mau pakai yang air traffic wing. Ketua STPI melihat potensi itu cukup besar, rencananya kita akan adakan tahun ini. Insya Allah kita akan ambil Singapura,” tegasnya.

Melihat potensi peluang pasar baru tersebut, Wahyu mengatakan bahwa pangsa pasar pendidikan di Jurusan yang ia pimpin akan mengarahkan ke wilayah yang memang belum pernah tersentuh seperti wilayah-wilayah yang di timur Indonesia untuk sektor oil and gas.

“Kita akan mulai coba pasar-pasar itu selain pasar AirNav maupun pasar-pasar yang sudah rutin kita dapatkan setiap tahun. Bukan berarti kita dapat lagi, tetap kita dapat, tapi kita berusaha untuk mengeksplorasi lebih banyak,” pungkasnya. (ERY)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *