Tingkatkan Kapasitas Inspektor Penerbangan Indonesia, Ditjen Perhubungan Udara Gandeng EASA

perhubungan udaraHumas Ditjen Hubud

ANGKASAREVIEW.COM – Hari ini (Rabu, 28/3/2018) Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso menerima delegasi dari Uropean Aviation Safety Agency (EASA) di Jakarta untuk membicarakan kerja sama peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di lingkungan Ditjen Perhubungan Udara, terutama terkait keselamatan, keamanan, lingkungan (environment) dan air traffic management.

Delegasi yang EASA yang hadir adalah Frank (EASA Representative Southeast Asia), David Waller (Senior Technical Cooperation Manager), Jacinto Lopez Navalon (Technical Cooperation Operational Manager) dan Raquel Sanz Pascasio (Technical Cooperation Operational Manager) dan Luc Tytgat (EASA Director Strategy and Safety Management) sebagai pimpinan delegasi.

“Seperti diketahui, saat ini tingkat keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan sudah sangat tinggi. Hal tersebut ditandai dengan diperolehnya kembali kategori 1 keselamatan penerbangan dari otoritas penerbangan Amerika Serikat (FAA),” ujar Agus.

Agus juga menyebutkan bahwa Indonesia berhasil mengatongi nilai pemenuhan keselamatan penerbangan effective implementation (EI) USOAP ICAO yang lebih dari 80 % (nilai rata-rata dunia 60 %). Menurut Agus, hal ini tentunya harus bisa dipertahankan dan tingkatkan indonesia.

Baca Juga:

Siapkan Regulasi Seaplane, Daerah Terisolir dan Nomadic tourism Jadi Fokus Kemenhub

Ditjen Hubud dan ICAO Beri Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat Keamanan Penerbangan

“Untuk itu diperlukan sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi dan kualitas tinggi. Terkait itulah kita akan bekerja sama dengan EASA untuk meningkatkan kapasitas SDM kita terutama untuk para inspektur di 8 area, yaitu Legislation, Organization, Personnel Licensing, Airworthiness, Operations, Air Navigation, Aircraft Investigation dan Aerodromes,” ujar Agus Santoso.

Agus menilai, Ditjen Perhubungan Udara saat ini bersikap proaktif untuk memperbaiki keselamatan penerbangan Indonesia dengan selalu melakukan pemenuhan terhadap persyaratan peraturan penerbangan baik nasional maupun internasional.

“Saat ini kita kita memang sudah berdiri setara dengan negara-negara maju di bidang penerbangan dunia dan setiap negara juga punya standar penerbangan masing-masing. Tetapi kalau ada pihak lain yang akan bekerja sama untuk memperbaiki standar penerbangan, kita selaku terbuka untuk bekerja sama, termasuk dengan EASA ini,” jelasnya.

Pertemuan hari ini merupakan pertemuan lanjutan dari beberapa pertemuan sebelumnya antara delegasi Indonesia yang dipimpin Dirjen Perhubungan Udara dengan anggota dari operator penerbangan nasional. Pertemuan tersebut di antaranya dilakukan di Koln, Jerman pada 5 Desember 2017 dan di acara ICAO Asia Pacific Meeting, pada awal Januari 2018.

Sektor penerbangan nasional dalam dua tahun belakangan ini maju dan berkembang dengan pesat. Hal tersebut salah satunya ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah penumpang pesawat yang rata-rata mencapai 11 persen per tahun. Tahun 2016 dan 2017 lalu, jumlah total penumpang pesawat sudah melebihi 110 juta penumpang.

Selain itu, jumlah pesawat yang beroperasi juga semakin banyak, sekitar 1.250 pesawat nasional dalam negeri. Jumlah pergerakan pesawat juga meningkat pesat, mencapai 829.615 keberangkatan domestik dan 85.072 keberangkatan internasional pada tahun 2017. Angka tersebut meningkat dari tahun 2016, yang keberangkatan domestik sebanyak 763.980 dan 71.487 untuk keberangkatan internasional.

Konsekuensi dari semakin maju dan berkembangnya penerbangan nasional tersebut adalah diperlukan inspektur penerbangan yang jumlahnya semakin banyak. Dibutuhkan SDM yang berkompetensi tinggi untuk memastikan dan mengontrol tingkat keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan tetap terjamin dan memenuhi persyaratan regulasi penerbangan. (ERY)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *