Tak Menunggu Mesin Baru, Rusia Kerahkan 4 Su-57 ke Suriah

Sputnik

ANGKASAREVIEW.COM – Medan tempur Suriah bak magnet besar yang berhasil menarik pengerahan mesin-mesin perang modern. Tidak hanya mesin-mesin penjagal di darat yang kita temukan, ruang udara pun jadi kancah penampakan bagi algojo-algojo langit terbaru.

Yang menghebohkan, tentu beberapa hari lalu (21/2), ketika Rusia diberitakan (unconfirmed) telah mengirimkan dua unit armada tempur udara generasi kelima Su-57. Kedua pesawat anyar tersebut tampak dalam foto yang tersebar bersama dengan empat Su-25, empat Su-35S, dan satu A-50U AEW&C.

Belum rampung kebenaran dari berita itu, muncul lagi berita yang menyatakan bahwa Moskow telah mengirim dua Su-57 tambahan ke Pangkalan Udara Khmeimim, di Provinsi Latakia, Suriah tempat berkumpulnya monster-monster udara Rusia.

Atas adanya indikasi pengiriman Su-57 tambahan ke Suriah, Amerika Serikat pun memberikan komentar. “Tindakan Rusia dengan penambahan pesawat generasi kelima tidak sesuai sesuai dengan penarikan pasukan yang diumumkan Rusia,”  ujar Juru Bicara Pentagon Mayor Adrian Rankine-Galloway, Sabtu (24/2).

Di luar semua yang beredar, Su-57 yang dikerahkan ke Suriah pada dasarnya adalah pesawat yang belum rampung pengembangannya.

Sebagaimana diketahui, Rusia sendiri masih berkutat dengan penyelesaian mesin Saturn izdeliye 30 yang secara perhitungan matematis adalah mesin yang paling pas digunakan Su-57. Mesin baru dengan bobot 30% lebih ringan dari Saturn izdeliye 117 (AL-41F1) yang digunakan oleh Su-35 itu, memiliki gaya dorong maksimal 176kN (afterburner) per mesin. Untuk perbandingan, mesin Su-35 hanya mampu menghasilkan gaya dorong maksimal 147 kN (afterburner) saja per buah.

Bisa jadi, karena itu pula Amerika Serikat diberitakan tidak terlalu risau dengan pengerahan Su-57 ke Suriah. Terlebih, Su-57 sebenarnya belum masuk jajaran operasional tempur AU Rusia.

“Kami tidak memandang pengerahan jet-jet tersebut (Su-57) sebagai sebagai ancaman bagi operasi kami di Suriah. Kami akan terus melanjutkan operasi-operasi penurunan konflik sebagaimana diperlukan,” kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan AS, Eric Pahon. RONI SONTANI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *